?Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan- Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. . . . ??Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. ?Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya ??Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. ??Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.” (Matius 25)
Mungkin sebagian kita masih ingat tentang doktrin Predestinasi di mana membicarakan tentang keselamatan manusia yang sepenuhnya hak prerogatif Allah yang tidak dipengaruhi oleh unsur apapun, kuasa manapun dan pihak siapapun – termasuk manusia itu sendiri. Mengapa saya ingin mengajak kita untuk sedikit menyinggung hal ini, karena secara tertulis di ayat bacaan, nuansa yang kuat akan hal itu (ayat 34 – terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan), selanjutnya bila kita melanjutkan dengan ayat 41 maka dapat menjurus pada pemahaman double destinasi ? ada yang diberkati dan ada yang dihukum. Ada komentar menarik yang dituliskan Matthew Henry terkait dengan hal ini, demikian: Kerajaan itu telah disediakan: kebahagiaannya haruslah sangat besar, karena merupakan hasil rancangan ilahi. Perhatikanlah, untuk menghibur orang-orang kudus di dalam Kerajaan kemuliaan, dilakukan persiapan bersar-besaran. Bapa merancangnya dalam pikiran-Nya yang penuh kasih, dan menyediakannya bagi mereka dalam kebesaran hikmat dan kuasa-Nya. Anak telah menebusnya bagi mereka, dan masuk ke dalamnya sebagai pelopor untuk menyediakan tempat bagi mereka (Yoh. 14:2). Sedangkan Roh Kudus, yang mempersiapkan mereka untuk Kerajaan itu, menyiapkan Kerajaan itu bagi mereka. Hal ini menunjukkan:
(1) Kelayakan kebahagiaan ini, yang disesuaikan dengan sifat jiwa, dan dengan sifat baru dari jiwa yang dikuduskan.
(2) Hak milik dan keuntungan di dalamnya. Kerajaan itu disediakan dengan maksud untuk diberikan kepada mereka. Bukan hanya untuk orang seperti Anda, tetapi untuk Anda, atas nama Anda. Anda yang dipilih secara pribadi dan secara khusus untuk diselamatkan melalui pengudusan.
Bila kita membaca nats tersebut dalam perikop (LAI) – Penghakiman Terakhir, maka kita akan tergoda/terpancing untuk menempatkan segala sesuatu yang kita (tidak) lakukan kepada “saudara-Ku” yang paling hina sebagai faktor utama atau faktor penentu apakah kita akan menerima berkat atau kutuk/ hukuman. Seharusnya kita tidak melihatnya demikian, sikap & perilaku kita kepada yang paling hina sifatnya adalah PEMBUKTIAN rancangan Allah yang tidak pernah salah tatkala memberikan anugerah itu kepada siapa yang telah ditetapkan sejak semula. Tentu saja hal ini tidak- lah mudah untuk dipahami. Manusia selalu gagal untuk melihat Allah dalam Foreknowledge-Nya.
DOA: Berikan pertolongan-Mu bagi kami untuk sanggup membuktikan bahwa diri kami adalah orang yang telah Engkau rancang untuk menerima sukacita surgawi-Mu. Amin. -JP
Bacaan Alkitab
Imamat 6-7
Lukas 4
Mazmur 47
Amsal 10:3-4