11 Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? 12 Apakah Engkau lebih besar daripada bapak leluhur kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” (Yohanes 4:11-12 PBTB2)
Bacaan Alkitab
Bilangan 26
Yohanes 7
Mazmur 71
Amsal 11:15
Dalam pelayanan-Nya, Tuhan Yesus sering kali membongkar pemikiran manusia yang terbatas pada hal-hal fana agar dapat memahami kasih Allah yang bernilai kekal. Ketika Tuhan Yesus menawarkan air hidup kepada wanita Samaria, spontan wanita itu bertanya balik bagaimana Tuhan Yesus akan memberi air hidup karena Ia tidak punya timba dan sumur itu amat dalam, apa lagi sebelumnya justru Tuhan Yesus yang minta minum (ay. 7). Wanita itu meragukan kebesaran Tuhan Yesus dan mebandingkan-Nya dengan kebesaran leluhur bangsa Israel, yaitu Yakub, yang memberikan sumur tersebut.
Tuhan Yesus tidak secara langsung menjawab bagaimana cara Ia akan mengambil air dari sumur (karena air hidup itu tidak berasal dari sumur Yakub) dan dalam hal apa Ia lebih besar dari pada Yakub, tetapi Ia menjelaskan mengenai air hidup yang ditawarkan-Nya: 13 “Siapa saja yang minum air ini (air sumur), ia akan haus lagi, 14 tetapi siapa saja yang minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus- menerus memancar sampai pada hidup yang kekal.” Air hidup yang Tuhan Yesus berikan bukanlah air sumur yang statis (hanya diam di dalam sumur), tetapi air hidup itu adalah mata air yang terus menerus meluapkan air. Itu adalah kasih karunia Kristus. Tentu saja wanita itu tertarik untuk mendapatkan air hidup itu (masih dalam pemahaman yang fana) agar ia tidak haus lagi dan tidak perlu repot menimba air di siang bolong (15). Tiba-tiba Tuhan Yesus menanyakan tentang suaminya, dan kemudian tersingkaplah siapa dan bagaimana kehidupan wanita tersebut (16-18). Wanita itu akhirnya sadar bahwa Tuhan Yesus bukanlah orang sembarangan, ia mulai mengenal bahwa Yesus adalah seorang nabi yang dapat mengetahui hal-hal yang bisa mengetahui hal-hal tersembunyi.
Dalam pelayanan kita, ada kalanya kita geregetan menghadapi orang- orang yang tidak dapat memahami (atau tidak mau tahu) dengan apa yang kita sampaikan. Dari perenungan ini mari kita belajar seperti Kristus untuk dengan sabar memahami kondisi seseorang lalu membawanya untuk melihat siapa Kristus.
Doa: Ya Tuhan, karuniakanlah kami kesabaran dalam melayani agar banyak orang makin mengenal siapa Engkau. -VA