Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:”Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Matius 5: 1-10)
Bacaan Alkitab
Ulangan 9-10
Yohanes 18
Mazmur 82
Amsal 12:2-3
Dari bagian nat di atas kita menyaksikan Tuhan Yesus melihat orang banyak itu seperti domba yang tidak bergembala, karena mereka lelah dan terlantar, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan (Matius 9: 36). Sehingga Tuhan Yesus menggembalakan mereka melalaui pengajaran-Nya.
Melalui khotbah di atas bukit ini, Yesus mengajarkan bagaimana mereka hidup sebagai seorang murid atau pengikut Yesus, apa yang harus mereka lakukan. Bukan lagi hukum Taurat Musa, bukan adat-istiadat nenek moyang mereka, tetapi hukum yang baru, yaitu hukum Kristus atau hukum Kasih.
Dikatakan bahwa orang banyak itu lelah dan terlantar, karena mereka dibebani sekian banyak aturan keagamaan yang dibuat oleh para pemimpin agama Yahudi. Sekarang, sebagai Gembala yang baik, Yesus memaparkan kebahagiaan yang akan mereka alami kalau hidup sebagai seorang murid. Mereka tidak dibiarkan terlantar bahkan tidak diberikan beban berat, tetapi diberi tuntunan bagaimana hidup bahagia. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menawarkan, marilah kepadaKu kamu yang berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Itulah pelayanan Tuhan Yesus bagi orang banyak, yang tidak hanya menyentuh kebutuhan fisik mereka, tapi menyentuh juga kebutuhan pikiran mereka. Tuhan Yesus mau agar mereka betul-betul menjadi seorang murid yang memiliki iman yang benar. Yesus sangat memperhatikan pengajaran. -FD