41Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira- kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: 42″Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” 43Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada- Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. 44Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh- sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik- titik darah yang bertetesan ke tanah. (Lukas 22:41-44)
Bacaan Alkitab
Ulangan 21-22
Kisah Para Rasul 2
Mazmur 87
Amsal 12:11
Di dalam bukunya, The Case for Christ, Lee Strobel menjelaskan bahwa secara medis, apa yang Yesus alami di taman Getsemani disebut sebagai peristiwa hematidrosis. Yaitu sebuah peristiwa di mana tekanan jiwa yang sangat kuat terjadi dalam diri manusia sehingga merusak pembuluh kapiler di kelenjar keringat. Kerusakan tersebut mengakibatkan masuknya sejumlah kecil sel darah ke dalam kelenjar keringat. Sehingga, ketika cairan keringat tersebut keluar dari pori-pori kulit, cairan keringat tersebut bercampur dengan darah. Peristiwa hematidrosis ini terjadi karena Yesus mengalami ketakutan yang sangat besar. Lukas menggunakan kata agonia untuk menggambarkan ketakutan tersebut. Secara harafiah agonia berarti peperangan yang besar. Kata ini digunakan Lukas untuk menunjukkan ada sebuah peperangan besar di dalam batin Yesus, yang membuat tubuhnya terluka.
Ada beberapa alasan dari peperangan batin yang mungkin terjadi ketika Yesus berdoa. Pertama, karena ia harus mati dengan cara yang sangat mengerikan. Kedua, karena di dalam kematian yang mengerikan tersebut, Yesus yang kudus harus menanggung dosa manusia yang sangat menjijikan. Ketiga, karena di dalam cara mati yang mengerikan dan kondisi menanggung dosa, Yesus harus terpisah dari Bapa di Surga. Mungkin masih ada alasan lain dari peperangan batin yang terjadi di waktu Yesus berdoa tersebut. Tetapi, apapun alasannya, kita melihat dampak dari alasan-alasan tersebut membuat Yesus menderita lahir batin. Di taman Gesemani, Yesus menderita lahir batin, tetapi tidak mengundurkan diri. Yesus tetap setia mengerjakan bagianNya unutk menggenapkan rencana keselamatan yang Allah siapkan bagi manusia berdosa. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga setia kepada Allah ketika kita menderita sewaktu ikut Tuhan dalam pelayanan, dalam keluarga, dalam pekerjaan kita? Mari memohon kekuatan dari Tuhan untuk kita tetap setia. (WS)