Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus…Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Bacaan Alkitab
Yosua 13-14
Kisah Para Rasul 16
Mazmur 101
Amsal 13:7-8
Saya pernah menonton sebuah film, namun ada hal yang membuat saya kecewa adalah ketika diakhir ceritanya tidak berakhir dengan bahagia, akan tetapi justru berakhir dengan dukacita. Harapan saya tersebut mungkin juga menjadi harapan Anda atau bahkan mewakili harapan banyak orang, yang mengharapkan happy ending atau akhir yang baik dan bahagia. Baik ketika menonton film, maupun dalam kehidupan nyata. Banyak orang ketika berbisnis, ingin bisnisnya sukses dan berhasil. Bagi yang sekolah, ingin berprestasi dan karirnya cemerlang. Bagi yang duduk dipemerintahan, ingin naik jabatan. Ketika menghadapi pergumulan dan masalah, harapanya semua ada jalan keluar dan berakhir dengan bahagia.
Harapan akhir yang baik itulah yang mungkin juga menjadi harapan orang Farisi, ahli Taurat, dan banyak orang Yahudi. Mereka mengharapkan Mesias yang hadir menjadi pahlawan yang akan membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi dan menjadi raja atas Israel. Sehingga ketika melihat Mesias itu lahir di kandang, berasal dari keluarga tukang kayu, bahkan mati di kayu salib, hal itu tidak masuk akal dan sangat tidak bisa mereka terima. Mereka menafsirkan kedatangan Mesias menurut versi dan keinginannya sendiri. Sehingga mengabaikan nubuat para Nabi, dan menolak bahwa kehadiran Kristus adalah penggenapan nubuat dalam kitab suci.
Bagi dunia, karya salib Kristus sepertinya bukanlah happy ending, bahkan dianggap sebagai kebodohan, akan tetapi bagi orang yang percaya adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (1 Kor. 1:18). Karya Kristus diatas kayu salib menggenapi rencana keselamatan dari Allah. Paulus menggambarkannya dengan sangat mendalam di dalam surat Filipi: Ia didalam segala keagungan, kekudusan, dan kesetaraan dengan Allah, rela mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, bahkan taat sampai mati di kayu salib (Flp. 2:5-8). Apa tujuannya? Dalam doa-Nya, Yesus mengaskan supaya para murid, juga kita orang-orang berdosa, dapat mengenal Allah dan percaya kepada Yesus Kristus.
Refleksi: apakah mengenal dan percaya kepada-Nya merupakan hal terindah dalam hidup saya dan Anda? (SP)
(Yohanes 17:3, 8)