Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:10-11)
Bacaan Alkitab
Yosua 19-20
Kisah Para Rasul 19
Mazmur 104
Amsal 13:12-14
Tentu merupakan hal yang sangat memalukan ketika seseorang ditelanjangi akan kelemahan, kesalahan atau dosa-dosanya di depan umum. Hal itulah yang dialami seorang perempuan yang tertangkap basah melakukan zina. Hari itu masih pagi, dan tanpa belas kasihan perempuan yang tertangkap basah melakukan zina itu diarak oleh ahli-ahli Taurat dan orang Farisi ke hadapan Yesus, yang sedang mengajar di bait Allah. Mereka ingin meminta pendapat Yesus, tentang hukuman rajam terhadap seorang yang tertangkap basah berzinah. Menurut hukum taurat, haruslah dirajam batu sampai mati (ay. 5. Bd. Im 20:10, Ul 22:22-24).
Bisakah Anda mencoba membayangkan, apa yang ada dalam hati dan pikiran perempuan yang di arak tersebut? Perasaan malu bercampur takut, mungkin menyelimuti hatinya. Dengan menutupi wajahnya, ia hanya tertunduk, tersungkur dihadapan banyak orang yang menatapnya dengan penuh kebencian. Mungkin ia merasa hari itu adalah hari terakhir dalam hidupnya. Sebab dihadapannya berdiri massa yang bringas dengan batu ditangannya, yang dalam hitungan detik siap untuk merajamnya sampai mati. Melihat hal tersebut, maka Yesus berkata: barang siapa merasa tidak berdosa, hendaklah yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. Suasana yang riuh penuh kebencian itu tiba-tiba menjadi sunyi, dan orang-orang yang bringas itupun satu-persatu pergi.
Pada saat perempuan itu masih tersungkur, dengan berderai air mata, dan menutupi wajahnya, terdengar suara lembut yang menyapanya dengan penuh kasih: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Lalu ia menjawab: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Tidak ada yang lebih melegakan dan membahagiakan, dari pada dimaafkan dan diampuni segala dosa dan kesalahan kita, dan itulah yang Yesus berikan bagi perempuan ini, dan yang juga Dia berikan bagi saya dan Anda.
Refleksi: bagaimana perasaan saya dan Anda ketika mendengar Tuhan berkata: segala dosamu Aku ampuni dan Aku tidak menghukummu? (SP)