EFESUS 6:1-4 1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.2 Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: 3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. 4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
Bacaan Alkitab
2 Tawarik 6-7
Titus 2
Amsal 19:24-25
Renungan
Berkomunikasi dalam keluarga dapat diartikan sebagai kesiapan dari seluruh instrument keluarga untuk membicarakan dengan terbuka dalam segala hal baik menyenangkan dan tidak menyenangkan. Adapun beberapa ciri-ciri menurut sudut pandang ilmu psikologi paling sedikit ada 4 bahwa telah terjadi komunikasi yang sehat dalam sebuah keluarga, yakni: (1) Keterbukaan: Keterbukaan dalam komunikasi ini adalah sejauh mana individu memiliki keterbukaan dalam berinteraksi dengan orang lain. Keterbukaan yang terjadi dalam komunikasi tersebut memberikan tanggapan yang jelas terhadap pikiran dan perasaan yang diungkapkan; (2) Empati: Ciri komunikasi empati adalah dimana perasaan individu yang merasakan sama seperti yang dirasakan orang lain, tanpa harus secara nyata terlibat dalam perasaan atau respon dari orang tersebut; (3) Kesamaan: Kesamaan disini adalah bagaimana orang yang menyampaikan pesan mempunyai kesamaan dengan orang lain dalam hal berkomunikasi dan mendengarkan; (4) Perasaan Positif: Ciri ini adalah dimana individu harus mempunyai perasaan positif terhadap apa yang dikatakan oleh orang lain terhadap dirinya. Dari empat hal di atas, kita coba proyeksikan dengan kebenaran firman yang juga menjadi nasihat dari rasul Paulus bagi jemaat yang digembalakannya di Efesus. Yang pertama di dapati bahwa Membangun komunikasi yang sehat dalam keluarga Kristen bukan hanya peran penuh dari seorang suami atau seorang ayah melainkan juga peran dari semua anggota keluarga (ayah, ibu, anak dan bahkan jika dirumah ada hamba). Sekalipun suami adalah kepala keluarga atau imam namun tugas dan tanggung jawab membangun keluarga yang menghidupi nilai-nilai kristiani adalah kewajiban seluruh anggota keluarga. Allah membangunkan Hawa dari tulang rusuk Adam gunanya adalah untuk menjadi penolong. Begitu juga dengan anak-anak, bukan hanya tugas orang tua melahirkan anak melainkan membangun pengertian untuk anak-anak. Kesatuan hati dan pikiran hanya dapat dicapai jika semua anggota keluarga memiliki pengertian yang sama. Maka disinilah peran komunikasi dalam keluarga. Komunikasi yang digunakan dalam keluarga adalah komunikasi antarpribadi dimana menbutuhkan prinsip keterbukaan dan tidak ada yang ditutup-tutupi dengan tatap muka antara anak dan orang tua (ay.1). Yang kedua, komunikasi yang intim akan menjadi maksimal jika didasarkan kasih dan empati. Kasih itu menutup banyak kekurangan. Kasih itu seharusnya nyata dalam segala bentuk penghargaan dan penghormatan kita kepada banyak peran dalam keluarga seperti, peran Ayah, Ibu dan Anakyang kesemuanya itu akan melahirkan kesatuan dan bukan perpecahan (ay. 2-3). Dan yang ketiga, komunikasi yang seimbang dan positif harus dibangun bukan karena peran hirarki yang dipenuhi oleh ordinat dan sub ordinat karena sesungguhnya dihadapan Tuhan semuanya sama (ay.3). tidak ada lagi kekerasan, yang ada kelemahlembutan. Komunikasi kesetaraan dimata Tuhan dalam segala penilaian dan penghargaan tanpa ada curiga dan perasaan negative. Selidiki dan koreksi apakah dalam berkomunikasi keluarga benar-benar dijumpai nilai-nilai tersebut? -Ant